Minggu, 11 November 2018

DIA


Setiap orang memiliki role modelnya tersendiri, tak terkecuali aku. Aku mengagumi seseorang  yang saat ini menjauh dariku.  Seorang perempuan berkulit sawo matang yang sering terlelap dalam tidurnya di lantai 3 perpustakaan mahasiswa. Bukan karena numpang tidur, hanya saja ia kelelahan membaca buku yang cukup tebal disana. Ia kerap mengunjungi perpustakaan setiap harinya. Petugas perpustakaan pun sudah terbiasa melihatnya mondar-mandir, baca buku kemudian terlelap ketiduran disana. Mukannya yang biasa-biasa saja tanpa polesan make up dan pakaian sederhana menandakan ia adalah mahasiswa baru di kampus hijau ini.
Aku mengenalnya begitu dekat. Ia terbiasa terbangun pukul 3 dini hari. Biasanya menjelang shubuh dia akan berkeliling mengetuk pintu-pintu kamar membangunkan teman-temannya yang masih terlelap tidur. Setelah shubuh ia membaca, menghafal dan mengulang pelajaran yang telah ia pelajari di kampus. perempuan ini pantang tidur di pagi hari. Jika ada yang bertanya, “apakah kamu tidak mengantuk bangun sepagi ini dan tak tidur kembali?” ia akan menjawab, “kebahagiaan terbesarku adalah bangun pagi, aku yakin terjaga di pagi hari menuai berkah hidup untukku” ucapnya. 
‘Hidupnya tertata rapi’ itu yang aku simpulkan. Kamarnya selalu bersih, Buku-buku yang ia miliki berjejer rapi di kamarnya. Orang yang baru mengenalnya pun akan menyimpulkan bahwa hobby nya adalah membaca. Bukan hanya karena koleksi bukunya yang banyak, tapi kebiasaan dia yang membaca buku apapun, dimanapun, dan kapanpun membuktikan bahwa dia memang kutu buku. Ia termasuk mahasiswa yang kelewat rajin, menurutku. Meskipun memilki jadwal masuk kuliah siang hari, ia akan berangkat di pagi hari saat matahari belum terbit. Alasannya cukup simple, dia hanya ingin sampai di kelas 10 menit sebelum pelajaran dimulai. Sisa waktu lainnya ia gunakan untuk melakukan hobby nya yang tak pernah ia akui. Membaca.
Biasanya ia duduk di kursi ujung barisan depan. Selalu. Dia bukan tipikal orang yang senang banyak berbicara di depan umum. Ia kelihatannya pendiam, jarang bergaul dengan teman-teman sekelasnya bahkan tak sedikit teman-temanya menyangka dia anti sosial, dan introvert. Padahal ketika diskusi tiba, ia cakap berbicara mengemukakan gagasannya. Bahkan ia terlihat lihai interaktif saat giliran presentasinya tiba. Pembicaraannya dan pembahasan yang ia ucapkan mudah difahami dan diterima banyak orang, terutama teman sekelasnya. Tak banyak yang tahu, sebelum ia presentasi, ia selalu berwudhu terlebih dahulu. Dan memang ia tak pernah lepas wudhu, supaya ilmunya berkah, katanya.




Sebenarnya tak sedikit orang-orang yang membencinya. Orang terdekatnya pun hanya menggunakan topeng saja saat bersamanya. Bagaimana ia tak banyak dibenci? Ia selalu kemana-mana sendiri. Apakah ia tidak membutuhkan teman? Dia sok pintar! Dia tidak memilki solidaritas sama sekali, memberi tahu jawaban ujian saja tak mau. Pelit ilmu! Ansos! Perfecsionis! So perfect! Itu sebagian hate speech yang sering aku dengar tentangnya. Padahal apa yang ia lakukan sah-sah saja. Ia memang tidak menyukai keramaian, ia juga membiasakan  jujur dalam mengerjakan soal ujian dengan tidak mencontek dan dicontek. Ya, dia hanya mandiri dan berdikari, itu saja. Dan ia pun tak peduli dengan semua cemoohan itu.
Teman-teman kelas yang membencinya itu mungkin sudah hafal kebiasaan tindak tanduknya selama di kampus. Ya, memang perbedaan antara cinta dan benci itu sangat tipis. Mereka pun tahu rutinitas yang dilakukan si introvert itu. Namun anehnya, seiring berjalannya waktu ia mulai berubah. Tak ada lagi buku yang ia pegang. Kursi keramat yang sering ia duduki tepat di depan tempat dosen berada pun kini terlihat kosong. Ia tak lagi duduk disana. Seisi kelas pun kini sudah tak ada yang mebicarakannya lagi. Ia mulai dilupakan semua orang. Entahlah, Kini hanya ia yang mengingat dirinya sendiri. Bernostalgia dengan kenangan yang ia kenang sendiri. Jangan Tanya kenapa? Aku hanya rindu diriku kala itu. Aku ingin kembali.
Kesepian yang paling mendalam bukanlah saat orang itu sendiri melainkan saat orang tersebut telah dilupakan seakan telah mati.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar